JAKARTA - Mabes Polri kini menjadikan kasus perdagangan, penyelundupan manusia dan imigran gelap, sebagai prioritas utama. Alasannya, kini Indonesia telah menjadi negara tujuan imigran gelap, dan bukan lagi menjadi negara transit seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Human trafficking menjadi mengemuka, ketika kita (Indonesia) yang tadinya menjadi tempat transit untuk ke negara lain, ternyata dari penanganan di lapangan terindikasi sudah menjadi tujuan juga. Ini tentu menjadi prioritas, untuk menghindari lebih jauh kita tertimpa oleh permasalahan yang ada dari negara lain," ujar Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen (Pol) Kt Untung Yoga, di Mabes Polri, Senin (1/11).
Dijelaskan Untung Yoga, dari penyelidikan di lapangan, memang ditemukan sejumlah kasus para pendatang haram yang menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan. Padahal mereka sebelumnya merupakan pendatang ilegal tanpa dokumen yang diduga hendak menyeberang ke Australia.
"Temuan-temuan di lapangan, ada orang asing yang tidak dilengkapi selembar dokumen pun (tinggal di Indonesia)," tambah Yoga. Karena itulah katanya, Polri kini menempatkan masalah ini sebagai prioritas utama penanganan, bersama (masalah) perdagangan dan penyelundupan manusia. Sementara selain itu menurutnya, kasus-kasus lain yang juga menjadi sorotan adalah illegal mining, fishing dan (illegal) logging.
Dalam catatan kasus pelintas batas, sebelumnya Indonesia merupakan pintu persinggahan para pelintas batas, antara lain menuju Singapura. Umumnya mereka berasal dari daerah konflik seperti Iran, Irak, Afghanistan, Srilanka dan lainnya. Mereka yang tertangkap dalam perjalanannya, mendapatkan perlindungan sementara di Indonesia di bawah naungan PBB. Namun belakangan, Polri ternyata juga menemukan indikasi bahwa mereka memanfaatkan masa penampungan untuk mengatur siasat agar bisa tetap di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar