Rabu, 20 Oktober 2010

KRI DEWARUCI “KEMBALI” TEMBUS PERAIRAN SOMALIA

ARMATIM (19/10),- Bermodalkan karung pasir 2,5 kubik yang dibuat menjadi perkubuan dan perlindungan di sekeliling kapal, KRI Dewaruci kembali menembus Perairan Somalia dengan aman. Ini kali kedua setelah akhir April 2010 lalu. Namun pelayaran dari Barat ke Timur kali ini tidak lagi tegang dibanding dari arah Timur ke Barat.


Rasa percaya diri dan meningkatnya moril para prajurit menjadi modal yang berharga. Peran jaga perang pun digelar selama pelayaran 2 x 24 jam melewati koridor atau jalur khusus yang disiapkan sepanjang 400 mil laut. Dua hal positif yang membuat lebih nyaman melewati perairan Teluk Aden ini, pertama, moril yang tinggi karena kapal sudah menjalani pelayaran kembali ke tanah air dan yang kedua, para prajurit KRI Dewaruci beragama Islam baru saja menunaikan ibadah umroh dengan lancar.

Dengan situasi Masjidil Haram sepi, sehingga dengan leluasa melaksanakan semua rukun umroh. Tawaf mengelilingi Kabah, kiblat umat muslim sedunia, tanpa harus bersusah payah dapat dijangkau dengan tangan, termasuk mencium Hajar Aswad. Karena semangatnya, penjagaan yang seharusnya dijaga setengah kekuatan personel, terlihat penuh. Mereka rela berkumpul di geladak menikmati pemandangan laut yang bening seperti kaca.

Saya yakin, kelancaran pelayaran sepanjang 9 hari dari Jeddah hingga Masqat, Oman berkat doa para prajurit selama di Masjidil Haram dan juga keluarga dan masyarakat Indonesia, ujar Letkol Laut (P) Suharto, Komandan KRI Dewaruci beberapa saat setelah kapal bersandar di pelabuhan Sultan Qaboos bin Said, Masqat. Kapal latih AAL jenis Barquentine tersebut bertolak dari Jeddah pada tanggal 7 Oktober 2010 dan tiba di Oman pada 16 Oktober 2010 pukul 9 waktu setempat.

Bendera Tengkorak pun tidak dikibarkan selama melintas

Organisasi Maritim Internasional (IMO) menyediakan jalur khusus berupa International Recommended Transit Corridor dan membentuk Martime Task Force  dari gabungan AL berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan lain-lain, untuk menjaga lalu lintas kapal yang melewati perairan paling rawan dan berbahaya di dunia saat ini. Lettu Laut (P) Agung Susyanto, Perwira komunikasi KRI Dewaruci telah mengirim e-mail ke Kantor Pusat IMO tentang rencana melintas sehingga tidak ada lagi kapal perang (AL) yang mendekat, karena mereka (kapal AL) mengetahui kehadiran KRI Dewaruci dengan kecepatan 7-9 knot. Cukup menjaga komunikasi melalui radio kapal dan siap memberikan informasi atau laporan apabila melihat perahu atau speedboat yang diduga sebagai alat angkut para pembajak. Bendera tengkorak yang berkonotasi bendera bajak laut yang selama ini dikibarkan, terpaksa diturunkan sebagai penghormatan pada kegiatan Hancurkan Bajak Laut.

Selama di Masqat, Komandan KRI Dewaruci didampingi Atase Pertahanan Kolonel Kav Achmad Riad, S.I.P., akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Gubernur Masqat, Komandan Pangkalan AL serta mengadakan pertemuan dengan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Oman. Masqat menjadi pelabuhan ketiga terakhir di luar negeri, sebelum Mumbai India dan Colombo Srilanka. KRI Dewaruci diperkirakan tiba di Belawan Sumatera Utara pada Minggu kedua Nopember 2010.

Hari Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 jam 09.00 KRI Dewaruci sandar di Pelabuhan Sultan Qaboos Masqat Oman. Kemudian pada  jam 12.00 Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Suharto di damping Athan RI untuk Oman Kolonel Kav Achmad Riad, S.I.P., CC  ke kepala Pelabuhan Sultan Qaboos Masqat Oman Bapak J.M. Serasinghe. Selanjutnya pada jam 19.00 Pertandingan sepak bola dan bola volli persahabatan dengan tenaga kerja Indonesia yang berada di Oman.  KRI Dewaruci tolak hari Selasa tanggal 19 oktober 2010 jam 10.00. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar