Dalam kesempatan tersebut, Wakasal menyampaikan bahwa dengan kehadiran Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS., Ditrektur Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta dalam rangka ceramah dengan materi “Peran tehnologi penginderaan jarak jauh dan geographic information system (GIS) untuk kajian laut pulau terluar dan pertahanan NKRI”, atas nama pemimpin TNI AL menyampaikan rasa banggga dan terima kasih atas kehadiran dalam rangka pemberian ceramah kepada para perwira TNI AL.
Lebih lanjut Wakasal mengatakan bahwa para peserta yang hadir mengikuti ceramah ini terdiri dari para perwira setingkat komandan unsur KRI, Komandan Satuan dan para Perwira Staf serta para Perwira yang sedang mengikuti pendidikan umum tingkat Sarjana dan Pasca Sarjana bekerja sama dengan salah satu universitas di Jakarta.
Pada bagian lain disampaikan bahwa kemajuan tehnologi sangat mempengarui tehnologi militer, oleh karena itu bagi personel TNI AL terlebih pada strata tingkat perwira bahwa belajar tidak pernah berhenti. Kesempatan untuk melanjutkan sekolah bagi personel TNI AL ke jenjang yang lebih tinggi tingkat Sarjana ( SI) dan Pascasarjana (S2) sampai dengan S3 tetap diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan dengan waktu perkuliahan disesuaikan dengan tugas-tugas sebagai prajurit TNI AL.
Dengan kegiatan ceramah ini diharapkan para Kasatker, Komandan Satuan dan para Komandan Unsur serta para Perwira Staf dapat menindaklanjuti dengan memberikan pembekalan tentang berbagai hal yang didapat dari ceramah tersebut kepada anak buah dalam rangka mendukung dan menimlementasikan dalam tugas-tugas di lapangan.
Sementara itu Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS., Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta dalam ceramah dengan materi “Peran tehnologi penginderaan jarak jauh dan geographic information system (GIS) untuk kajian laut pulau terluar dan pertahanan NKRI”, mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki pulau 17.508, 70% wilayah laut, antara benua Asia dan Australia, antara Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, memiliki potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang tinggi sebagai modal dasar pembangunan Indonesia kini dan di masa mendatang.
Pulau-pulau kecil menyediakan sumber daya alam bernilai tinggi diantaranya terumbu karang, padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi, jasa lingkungan yang besar (keindahan alam untuk industri pariwisata bahari). Selain itu Penggalangan sumber daya secara terintegrasi agar upaya pendayagunaan pulau-pulau kecil dapat dilakukan dengan lebih efektif, tambahnya.
Menurut Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS,. penginderaan jarak jauh adalah tehnologi yang bermanfaat untuk inventarisasi dan evaluasi data permukaan bumi dan sedikit bawah muka bumi. Tehnologi penginderaan jarak jauh menjadi masukan penting dalam sistem informasi geografi system (GIS) mengingat data yang diberikan mencakup sangat luas, rinci dan baru. Dalam pengelolaan wilayah laut dan pulau terluar kedua tehnologi sangat penting perananya terutama untuk inventarisasi, pendataan, monitoring keberadaan dan evaluasi pemanfatannya bagi sistem pertahanan negara.
Lebih lanjut disampaikan secara garis besar data-data peta citra pulau-pulau perbatasan wilayah Indonesia dengan negara tetangga dengan menggunakan sarana satelit diantaranya data Pulau Nipah, Pulau Sebatik, Pulau Miangas, Pulau Sekatung, Pulau Rondo dan sebagainya.
Selain itu disampaikan nilai strategis pulau-pulau kecil dari sudut pertahanan bahwa pulau-pulau kecil terutama di perbatasan sebagai pintu gerbang/garda depan dalam menjaga dan melindungi keutuhan NKRI. Sedangkan fungsi ekonomi bahwa pulau-pulau tersebut memiliki wilayah bisnis-bisnis potensial yang berbasis sumber daya (resource based industry) yang merupakan habitat dan ekosistem penting bagi penyediaan barang dan jasa, fungsi Ekologis, pengatur iklim global, siklus hidrologi dan bio-geokimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah, sumber energi alternatif, serta sistem penunjang kehidupan lainnya, tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, untuk menjaga keutuhan wikayah RI disampaikan perlu adanya pemetaan dan survey sumber daya wilayah dengan menggunakan citra penginderaan jarak jauh yang sesuai. Selain itu dilaksanakan survey dan inventarisasi kondisi laut agar kondisi produktivitas primer, ikan (Tuna, Napoleon, dll), up welling, dinamika suhu, chlorophile-a, presipitasi, dan fenomena global lainnya dapat dipantau dan dimonitor dengan baik.
Usai kegiatan ceramah dilanjutkan dengan tanya jawab tentang materi tehnologi penginderaan jarak jauh yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas dilapangan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI Angkatan laut.
Selanjutnya dilaksanakan penyerahan cindera mata dari Wakasal Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., didampingi Panglima Koarmabar (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc., kepada Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS.
Hadir dalam kegiatan ceramah tersebut, Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama TNI Herry Setianegara, S.Sos, S.H. M.M., Komandan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Bambang Soesilo, Komandan lantamal III Jakarta Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Arief Suherman dan para Pejabat Teras Koarmabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar