NUSA DUA--MICOM: Ketua Gugus Tugas Implementasi Pemberantasan Terorisme PBB (CTITF) Jean-Paul Laborde menegaskan strategi serta kebijakan pemberantasan aksi dan jaringan terorisme di Kawasan Asia Tenggara akan diimplementasikan.
"Memang banyak lokakarya seperti ini dilakukan oleh banyak pihak. Yang membedakan saat ini adalah penanggulangan itu dilakukan bukan cuma pada langkah penegakan keamanan namun jauh lebih awal, misalnya dari peningkatan kesejahteraan dan pendidikan kepada masyarakat," katanya, kepada ANTARA, di Nusa Dua, Bali, Rabu (3/11).
Laborde berada di Bali untuk memimpin delegasinya dalam Lokakarya Implementasi Strategi Pemberantasan Terorisme PBB di Kawasan Asia Tenggara, yang akan dilaksanakan pada 4-5 November mendatang. Lokakarya itu sendiri digagas oleh CTITF bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Menurut rencana, Wakil Menteri Luar Negeri Triyono Wibowo akan membuka lokakarya yang akan diikuti 70 ahli di bidang pemberantasan aksi dan jaringan terorisme, LSM, pejabat pemerintahan, kepolisian banyak negara, dan badan-badan internasional lain.
Laborde menyatakan, Sejak 2006 dunia telah mengadopsi strategi untuk memberantas aksi terorisme. Namun kali ini khusus untuk di Asia Tenggara, sebagai satu badan PBB, hal itu akan dipertajam lagi agar bisa diimplementasikan di banyak negara di kawasan ini secara lebih komprehensif.
Pencegahan perkembangan aksi dan jaringan terorisme, katanya, kini disadari juga tidak kalah penting ketimbang penerapan 'hard power' berupa penegakan keamanan alias pemakaian kekuatan militer ataupun aparatur penegak hukum dan instrumen terkait.
Kawasan Asia Tenggara, katanya, merupakan kawasan yang kualitas keamanannya sedikit lebih sulit untuk ditangani dari sisi-sisi tertentu. "Akan tetapi tetap lebih baik ketimbang di Afrika Timur yang banyak terjadi aksi perompakan yang juga bisa dianggap sebagai aksi jaringan terorisme," katanya.
Salah satu yang bisa menunjang hal itu adalah pemilihan dan penetapan strategi yang relatif tepat terhadap keperluan masing-masing negara di Kawasan Asia Tenggara. "Indonesia bisa menjadi model. Di sinilah penegasan kepentingan toleransi dan upaya penyejahteraan masyarakat terlihat nyata, dan banyak lagi yang bisa dibagi. Negara-negara lain juga akan membagi pengalaman mereka agar strategi paling pas bisa ditentukan dan diterapkan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar