Liputan6.com, Mentawai: Hingga Selasa (2/11) pagi, cuaca di sekitar Kepulauan Mentawai masih belum bersahabat. Akibatnya, sejak kemarin tak terlihat adanya aktivitas pelayaran karena gelombang yang tingginya mencapai tiga hingga lima meter sangat berbahaya. Demikian dilaporkan reporter SCTV Felix Palenewen dari Pulau Sipora, Kepulauan Mentawai, dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV.
Badai dan angin kencang bahkan menerbangkan beberapa atap rumah dan kantor di daerah Sipora Utara, Mentawai. Pelayaran di Pelabuhan Tua Pejat juga ditunda, hingga cuaca kembali membaik. Akibatnya, sejumlah jadwal pelayaran yang akan mengangkut korban tsunami ke Padang, Sumatra Barat, dan beberapa pulau lainnya dibatalkan.
Badai yang menerjang pesisir pantai Mentawai selama hampir sepekan ini juga mengakibatkan sejumlah bantuan tidak bisa disalurkan ke beberapa lokasi bencana tsunami. Ribuan relawan lokal maupun asing juga masih berada di Sikakap dan tidak bisa menuju lokasi bencana karena faktor cuaca.
Sementara itu, seluruh jajaran pemerintah daerah, tokoh agama, dan masyarakat di Sipora Utara, kemarin menggelar doa bersama untuk para korban tsunami. Sejumlah ibu tidak kuasa menahan rasa haru mengingat bencana yang telah merenggut nyawa saudara serta menghancurkan tempat tinggal mereka.
Sedangkan menyangkut terdamparnya kapal yang membawa reporter SCTV Jati Darma dan kameramen Yanto Sukma, hari ini pihak TNI berencana menjemput keduanya serta sejumlah relawan lainnya. "Kita akan jemput pakai helikopter pagi ini," ujar Kolonel Inf. Arif Eahman, Asisten Operasi Kodam I Bukit Barisan melalui sambungan telepon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar