Senin, 11 Oktober 2010

Sertijab Asintel, Asops dan Aspers Panglima TNI

 

PUSPEN TNI (8/10),- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. menerima pelaporan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI dari Letjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, S.IP kepada Mayjen TNI Tisna Komara, Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI dari Mayjen TNI Tono Suratman kepada Mayjen TNI Hambali Hanafiah dan Asisten Personel (Aspers) Panglima TNI dari Marsda TNI Sudjadijono, S.E kepada Marsda TNI Daryatmo, S.IP di Ruang Hening Panglima TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (08/10/2010).

Ketiga jabatan tersebut merupakan posisi yang penting dan strategis di lingkungan TNI dalam membantu Panglima TNI untuk merumuskan kebijakan dan strategi dalam konteks pembangunan postur TNI guna mencapai kekuatan dan kemampuan TNI yang diarahkan kepada terbentuknya kekuatan pokok minimal (Minimum Essential Forces).

Dalam amanatnya Panglima TNI menyatakan bahwa, seiring dengan agenda reformasi nasional dan proses pelembagaan TNI berdasarkan UU NO. 34 tahun 2004, dinamika operasional TNI menunjukkan trend yang terus meningkat, khususnya berkaitan dengan tugas pokok melalui operasi militer selain perang (OMSP). Hal itu tampak begitu nyata dari indikator sebagai berikut :

Pertama, berkaitan dengan apa persepsi ancaman yang paling mungkin TNI hadapi dalam kurun waktu 5 sampai 10 tahun ke depan, bagi bangsa Indonesia lebih didominasi oleh ancaman non militer terutama berkaitan dengan keamanan nasional yang bersumber lebih banyak muncul dari faktor dalam negeri sendiri;

Kedua, perkembangan lingkungan strategis global dan regional, sangat mewarnai dinamika kehidupan nasional dengan berbagai potensi kerawanan, baik potensi kerawanan sosial, begitu juga munculnya upaya-upaya segregasi rasial, terjadinya konflik antar kelompok yang bernuansa sara, yang baru-baru ini terjadi tidak terlepas dari pengaruh luar, hal tersebut semakin mengkhawatirkan rusaknya kohesitas sosial yang cenderung mengarah pada perpecahan di kalangan masyarakat.

Ketiga, berkaitan dengan karakter geografi Indonesia, bentangan geografis yang sangat luas terdiri dari ribuan pulau serta kecenderungan terjadinya anomali perubahan cuaca Indonesia mencapai tingkat ekstrem yang setiap saat dapat menghadirkan berbagai musibah atau bencana alam yang sulit diprediksi. Berdasarkan kenyataan diatas, peran staf Intelijen dalam struktur organisasi TNI sebagai mata dan telinga TNI untuk mengenali tanda-tanda munculnya permasalahan keamanan dan kedaulatan negara serta permasalahan sosial yang terjadi di setiap pelosok wilayah NKRI, sebagai upaya cegah dini dan sebagai bahan penyusunan rencana aksi yang harus dilakukan oleh TNI, pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Peran staf operasi pada hakekatnya berkaitan dengan kesiapan dan kesiapsiagaan pasukan TNI untuk digerakkan dan dikerahkan ke seluruh penjuru tanah air guna menanggulangi ancaman militer dan tugas perbantuan untuk mengatasi ancaman non militer. Guna mencapai optimalisasi aspek intelijen dan aspek operasional tersebut dapat dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya prajurit TNI, disinilah letak eksistensi sesungguhnya peran strategis staf personel Panglima TNI agar TNI memiliki sumber daya manusia berkualitas, kapabel dan kredibel dalam menyongsong tugas di masa yang akan datang.
 
Turut hadir dalam acara tersebut Kasum TNI Marsdya TNI Edy Harjoko, Irjen TNI Letjen TNI M. Noer Muis, S.IP., M,Sc., Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Bambang Suranto, S.Sos dan para Asisten Panglima TNI serta Kabalakpus TNI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar