Jumat, 01 Oktober 2010

Perompak Gentayangan, Ratusan Kapal Tak Melaut

MEDAN (Suara Karya): Para pengusaha perikanan memilih menyandarkan kapal-kapal mereka di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) karena khawatir kapal mereka jadi sasaran aksi perompak laut yang marak terjadi belakangan ini.

Berdasarkan pengamatan di PPSB, diperkirakan ratusan kapal ikan masih bersandar di sejumlah tangkahan gudang. Kebanyakan anak buah kapal (ABK) memanfaatkan waktu libur dengan memperbaiki kondisi dan alat tangkap ikan yang rusak.

"Sudah seminggu kami tak melaut, katanya pengusaha perikanan takut kapalnya dibajak sama perompak yang saat ini marak gentayangan di tengah laut," ujar Buyung (32) seorang Anak Buah Kapal (ABK) yang ditemui Suara Karya, Senin.

Para pengusaha mengaku, dalam sekali melaut diperkirakan pengusaha kapal ikan harus mengeluarkan modal puluhan juta ruiah. Bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah untuk jenis kapal ukuran besar seperti kapal pukat ikan (PI) dan pukat cerut.

Buyung mengatakan, perusahaan mengalami kerugian bila ada kapal yang kena rompak. Sebab bukan hanya modal melaut yang hangus melainkan juga, pihak pengusaha harus mengeluarkan sejumlah uang tebusan, jika tidak nyawa keselamatan tekong (nakhoda) atau ABK tak bisa dijamin.

Sebelumnya, Jumat (24/9) kapal motor (KM) dengan no register MBF 50 GT 18 2006/PPa No 3923/N asal Gudang MBF PPSB dirompak belasan perompak bersenjata api laras panjang. Hingga kini belum diketahui pasti nasib tekong kapal bernama Mohammad Husein (45) warga Medan Deli yang disandera kawanan perompak yang meminta tebusan sebesar Rp 20 juta.

Bahkan seluruh peralatan kapal mulai dari alat komunikasi seperti telex, handytalki (HT), satelit hingga komputer disikat. Sedangkan delapan awak kapal lainnya dibebaskan berikut dengan kapalnya. Menyikapi masalah tersebut, Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Medan Azhar Ong menilai, aksi perompakan yang dialami nelayan sudah berulangkali dan tidak menutup kemungkinan aksi perompakan itu dilakukan komplotan teroris yang bergerak di laut. Kejadian seperti ini sedikitnya sudah 8 kali terjadi sejak Lebaran lalu.

Azhar berharap, pihak keamanan di laut, baik Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Sumut, maupun TNI AL hendaknya segera melakukan pengejaran terhadap para perompak bersenjata api tersebut. "Tapi kami pesimistis kasus perompakan bakal terungkap, karena banyak kasus yang dilaporkan tidak ada tindak lanjutnya. Malah, perompak semakin mengganas dan mengancam keselamatan nelayan," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar