PORT MORESBY - Prajurit yang memberontak terhadap Pemerintah Papua Nugini (PNG) melakukan aksi kudeta tak berdarah di Port Moresby hari ini. Mereka mengklaim telah menunjuk panglima militer yang baru.
Krisis yang ini terjadi di tengah saling klaim kekuasaan antara mantan Perdana Menteri Sir Michael Somare dengan Perdana Menteri Peter O'Neill. Para prajurit pembelot menduduki barak Taurama di Port Moresby sebelum subuh waktu setempat.
Kemudian mereka kembali bergerak menuju barak Murray yang merupakan markas militer PNG. Pada barak Murray ini mereka memutuskan untuk menerapkan tahanan rumah kepada Panglima Militer PNG Brigadir Jenderal Francis Agwi.
Mantan atase pertahanan PNG untuk Republik Indonesa, Kolobel Safa menunjuk dirinya sendiri sebagai Ksad yang baru. Hingga kini tidak dilaporkan terjadinya pertumpahan darah dalam aksi pemberontakan tersebut.
Sementara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia membenarkan bahwa Panglima Militer PNG sudah diturunkan dengan paksa.
"Kami mengkhawatirkan perkembangan yang terjadi di Port Moresby," ucap pihak Kemenlu Australia seperti dikutip ABC, Kamis (26/1/2012).
Australia meminta agar situasi dalam diatasi secepat mungkin dan menginginkan komando militer PNG dapat dipulihkan dengan segera.
PM PNG Peter O'Neill pun mengatakan bahwa pihak berwenang tengah mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah ini. O'Neill sendiri belum mengeluarkan komentar mengenai situasi saat ini.
Perebutan kekuasaan di PNG antara Somare dan O'Neill sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Tahun lalu Mahkamah Agung dan Gubernur Jenderal PNG Sir Michael Ogio memberikang dukungannya kepada Somare.
Menurut pengadilan, kekuasaan Somare dicabut dengan paksa di saat dirinya menjalani perawatan medis di luar negeri. Tetapi Ogio kemudian menarik dukungannya kepada Somare dan menyebutkan bahwa keputusan hukum yang buruk membuatnya kembali mendukung Somare.
Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar