Wilayah Indonesia 75% adalah lautan. Apalagi Indonesia secara geografis diapit dua samudera, Pasifik dan Hindia. Karena itu, jika ingin berdaya saing, Indonesia harus mengembangkan budaya maritim.
Hal itu dikatakan Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam orasi budaya berjudul 'Menyemai Kebhinekaan Indonesia' di Jakarta, Sabtu (21/1).
Menurutnya, seharusnya Indonesia menjadi negara berbudaya maritim yang berdaya saing. Sejak tahun 1984, hingga sekarang, menurutnya Indonesia tidak bisa menciptakan ‘ocean policy’ pada negara lain.
Padahal, jalur Indonesia ini sangat strategis. Apalagi, beberapa waktu yang lalu Australia akan merencanakan pembangunan pelabuhan yang akan melalui jalur transportasi laut melalui laut Indonesia, laut Arafura.
Jalan ini dipilih Australia agar bisa mempercepat jalur menuju ke negara-negara pasifik. Ironisnya, Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa. Lebih ironis lagi, Indonesia malah banyak menyewa kapal dari Singapura untuk transportasi antar propinsi.
Padahal, menurutnya,Malaysia yang berbasis kontinental pun tahu betapa pentingnya membenahi sistem maritim ini. Malaysia bisa membangun kekuatan maritim yang kuat dan bisa merebut pulau-pulau kita. Inilah yang membuat Gubernur DIY ini prihatin. Menurutnya, sebuah peradaban baru dengan memperkuat strategi maritim harus digunakan Indonesia untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar