Selasa, 24 Januari 2012
Suka Duka Para Awak KRI Dewaruci
Muhibah panjang KRI Dewaruci membuat para awak kehilangan banyak waktu spesial bersama keluarga. Termasuk momen menunggui sang istri melahirkan.
BUKU berjudul Ihya Ulumuddin menjadi salah satu ”pelampiasan” Muhammad Aniar Hari Swasono mengisi waktu senggangnya. Juru pantri KRI Dewaruci itu sering meluangkan waktunya untuk membaca buku spiritual tersebut. Penulisnya adalah tokoh muslim Imam Al Ghozali.
Sambil menunggu perjalanan waktu Dewaruci mengarungi samudera di empat benua selama 277 hari, membaca buku menjadi obat kegalauan Aniar sebagai calon bapak. Istrinya, Rinda Tristania, sedang mengandung anak pertama. Usia kandungannya lima bulan. Diperkirakan, anak sulung Aniar lahir pertengahan Mei nanti. Padahal, Dewaruci direncanakan kembali ke Surabaya pada 17 Oktober mendatang.
”Ini buku ada 12 edisi. Selain untuk mengisi waktu di luar jam dinas, insya Allah ini dapat meningkatkan keimanan dan menambah wawasan,” tutur tamtama TNI-AL berpangkat kelasi satu tata graha itu.
Bagi putra pasangan Suwiknyo dan Supiyatin itu, berada di tengah samudera memberikan banyak pelajaran. Dia semakin menyadari bahwa manusia tidak ada apa-apanya di tengah alam semesta.
Selain memercayakan kepada ikhtiar para kru Dewaruci untuk mengoperasikan kapal berumur 60 tahun itu, Aniar menyatakan hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Di luar jam dinas, tidak banyak aktivitas dilakukan tentara kelahiran Nganjuk yang akan genap 24 tahun pada 27 Maret nanti itu kecuali membaca buku-buku spiritual tersebut.
Selama berdinas dalam pelayaran Dewaruci hingga ke Amerika Serikat (AS), sulung dua bersaudara itu bertugas menjaga pantri 4 jam sekali. Dalam sehari, dia biasanya kebagian dua sif menyiapkan makan para perwira. Tempatnya di sebelah pintu masuk lounge room perwira di geladak J (tengah). Meski kejuruannya sebagai kelasi tata graha, tentara yang lulus tes pada 2005 itu dituntut menguasai urusan masak-memasak sebagaimana kejuruan tata boga.
”Kalau di kapal, istilahnya juru pantri. Kalau di darat, ya sebagai urusan dalam yang mengatur tata graha dan tata boga panglima,” terang Aniar. Agaknya, Lili merasa cocok dengan kinerja anak buahnya itu. Ketika Lili promosi menjadi panglima Armada RI Kawasan Timur (Armatim) pada 2008, Aniar ikut diboyong ke Surabaya untuk menjaga rumah dinas di Jalan Yos Sudarso.
Pulang ke Jatim bak berkah bagi Aniar. Selain mendekati keluarga di Nganjuk, dia bisa lebih dekat dengan Rinda yang dia pacari sejak lulus SMK. Kebetulan, mereka sama-sama berasal dari Nganjuk. Ketika itu, Rinda menempuh kuliah di Fakultas Pendidikan Kimia Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Pada Januari 2011 dia melamar Rinda. Tidak menunggu lama, mereka melangsungkan akad nikah pada 24 Maret 2011. Selain penantian panjang, pada Juni tahun yang sama, Aniar kembali mendapat tugas ikut dalam misi Kertika Jala Krida bersama para kadet Akademi Angkatan Laut melalui Guangzhou, Tiongkok, sekitar dua bulan. Kabar sedih dia dapat dalam pelayaran tersebut.
”Istri saya keguguran ketika saya berlayar ke Asia Timur. Kata dokter di RSUD Nganjuk, kandungannya yang masih berumur tiga bulan lemah,” kenang Aniar dengan sedih.
Sepulang dari Guangzhou, pasangan suami istri itu kembali memprogram membuat anak. Kabar gembira mendatangi mereka pertengahan September ketika Rinda terlambat datang bulan. Karena sempat keguguran sekali, mereka berharap agar jabang bayi kali ini bisa lahir ke dunia dengan selamat. Meski tidak bisa mendampingi istri melahirkan, pria yang memfavoritkan tim Arsenal itu sudah berpesan kepada pihak keluarga. Yakni, andil nama calon bayi yang akan dilahirkan Rinda sekitar Mei nanti.
Dalam pemeriksaan kandungan sebelum Aniar berlayar, dokter telah memprediksi jenis kelamin si bayi kemungkinan laki-laki. Dia sudah merancang sebuah nama Arshavin (nama pemain Arsenal Andre Arshavin. ”Biar keren sedikit. Yang penting ada nama Arshavin-nya plus nama-nama Islam. Kalau ternyata perempuan, belum kepikiran,” ucapnya.
Selain Aniar, kru Dewaruci yang tengah menanti kelahiran anak adalah Letda Laut (P) Deni Purwanto. Lulusan AAL asal Bondowoso yang menikahi Angga Purnamawati pada 7 Juli 2011 itu mengaku cemas berjauhan dengan istrinya yang sedang mengandung lima bulan.
”Hasil USG empat dimensi pada sehari sebelum berangkat layar, dokter yakin anak saya cewek,” kata Deni. Perwira pertama yang menjabat kepala divisi bahari KRI Dewaruci itu pun meninggalkan pesan kepada Angga yang merupakan karyawati Bank Commonwealth Cabang Galaksi, Surabaya. Yakni, sebuah nama setelah anaknya lahir sekitar akhir April nanti.
Pada saat itu, Dewaruci sedang menempuh etape kedelapan dari New Orleans menuju Miami, AS. Di kota itu Dewaruci sandar tiga hari sebelum melanjutkan pelayaran delapan hari menuju Charleston.Kendati belum menentukan nama resmi, Deni meminta ada unsur nama kota Miami pada si cewek jabang bayi nanti. ”Istri juga menyiapkan. Saya hanya minta ada kata kota Miami-nya,” lanjutnya. Menurut Deni, penamaan salah satu nama kota saat dia singgah kepada calon anak akan menjadi kebanggaan bagi si anak kelak.
Padang Ekspres
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar