Rabu, 20 Juli 2011

Waspadai Ancaman Arus Negatif Globalisasi

JAKARTA (Suara Karya): Derasnya pengaruh global telah mempengaruhi seluruh as pek kehidupan, terutama aspek mentalitas, militansi, semangat juang dan motivasi serta daya saing. "Saya tidak ingin melihat para prajurit dan PNS TNI terbawa dan tergerus oleh arus negatif globalisasi yang dapat melemahkan aspek kehidupan tersebut," ujar Panglima TNI dalam amanatnya yang disampaikan oleh Inspektorat Jenderal dan Perbendaharaan Angkatan Laut (Irjenal) Laksamana Muda TNI Harry Yuwono seperti tertuang dalam siaran pers yang diterima Suara Karya, kemarin.

 
Amanat ini disampaikan saat upacara bendera, di Lapangan Denma Mabesal, Cilangkap Jakarta Timur. Upacara Bendera seyogyanya dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2011, namun dikarenakan bertepatan dengan hari libur Minggu, maka pelaksanaannya diundur menjadi hari Senin tanggal 18 Juli 2011.
 
Upacara diikuti oleh seluruh prajurit dan PNS yang berdinas Satuan Kerja di lingkungan Mabesal, Cilangkap Jakarta Timur. Lebih lanjut Panglima TNI dalam amanatnya menyampaikan, bahwa pada saat ini telah terjadi pergeseran dan perubahan paradigma seperti paradigma ancaman, paradigma keamanan, paradigma perang dan paradigma operasi militer, dimana ancaman yang menjadi pokok perhatian telah bergeser dan berubah dari ancaman tradisional menjadi ancaman non tradisional, hal ini mengakibatkan ancaman terhadap keamanan nasional menjadi semakin meluas, dan timbul dari berbagai sudut dan aspek kehidupan yang dapat muncul sewaktu-waktu di seluruh Tanah Air dengan pola-pola yang tidak pernah terjadi sebelumnya. 
 
"Salah satu contoh yang terjadi adalah pergeseran paradigma dari perang konvensional menjadi perang di segala aspek kehidupan yang dikenal dengan istilah The Future War yaitu perang atau konflik diantara sesama rakyat, secara nyata ditandai dengan berbagai pertikaian atau konflik diantara sesama anak bangsa di seantero tanah air yang sering kita saksikan," kata Panglima TNI. 
 
Selain itu ditambahkan penggunaan Hard Power atau kekuatan militer dalam aspek tertentu juga menjadi tidak lagi populer dan dinilai tidak efisien. Sehingga muncul cara baru yang lebih efisien dengan kerusakan yang lebih dahsyat, yaitu menggunakan soft power, melalui bentuk peperangan seperti culture warfare, economic warfare, financial warfare, dan information warfare. Bahkan perkembangan terakhir adalah penggunaan smart power untuk memenangkan perang, tandasnya. 
 
Di akhir amanatnya Panglima TNI memberikan atensi sebagai pegangan dalam mengemban tugas ke depan bagi segenap Prajurit TNI, yang pertama yakni tingkatkan keimanan kepada Tuhan YME. Kedua adalah mengaamalkan secara nyata setiap butir nilai 'Delapan Wajib TNI', hormati tiap nilai 'kearifan lokal' dimanapun bertugas demi memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

"Sedangkan yang ketiga, jaga soliditas anggota. Keempat, hindari dan cegah perbuatan asusila segala bentuk. Kelima, budayakan belajar secara mandiri, dan yang terakhir keenam, Pegang teguh netralitas TNI," himbau Panglima.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar