"Sedang ditangani oleh BIN dan Kepolisian jadi kita juga akan mendorong itu," kata Laksamana TNI Agus Suhartono saat menghadiri Informal Meeting Panglima Tentara se-Asean di Hotel Sultan, Kamis 31 Maret 2011.
Meski begitu, dalam pertemuan Panglima Tentara se-ASEAN ini, Agus tak menyanggah bahwa pertemuan kali ini juga membahas upaya penanggulangan terorisme melalui pertukaran analisa intelijen antar sesama negara Asean.
"Hasil analisa intelijen ini akan dipertukarkan antara negara-negara ASEAN, sehingga semuanya well-informed terhadap terorisme yang akan mengganggu negara ASEAN," ujarnya.
Untuk diketahui, tertangkapnya Patek di Pakistan di luar dugaan. Sebab, selama ini ia diperkirakan bersembunyi di suatu tempat di Indonesia, atau Filipina Selatan.
Apalagi, di Pakistan, pria campuran Jawa-Arab ini diduga sedang merencanakan aksi teror besar. Bersama sejumlah pentolan jaringan teroris dunia, Al Qaeda, Patek diyakini sedang merencanakan aksi teror untuk memperingati 10 tahun tragedi menara kembar World Trade Centre pada 11 September mendatang.
Setidaknya empat negara telah menetapkannya sebagai buron: Indonesia, Filipina, Australia, dan Amerika Serikat. Bahkan, negeri Paman Sam menawarkan uang sebesar US$1 juta bagi siapapun yang bisa menangkap Patek--meski besaran hadiah itu masih lebih murah dari kepala Dulmatin yang dihargai US$10 juta.
Patek adalah gembong teroris yang diyakini salah satu otak aksi teror Bom Bali 1 tahun 2002 lalu. Ia bertugas menjadi wakil komandan lapangan dalam aksi teror yang menewaskan 202 orang dari berbagai bangsa itu. Pengamat terorisme Sidney Jones menyebutkan, Patek merupakan kunci informasi pergerakan terorisme, khususnya di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar