Senin, 15 November 2010

Kapal Perang Tahun 1826, Terancam Rusak

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sungai-sungai kecil maupun besar di Kota Banjarmasin ternyata masih menyimpan benda-benda bersejarah di dalamnya.
Ini terbukti setelah ditemukannya sebuah kapal perang Belanda yang teronggok di dasar sungai tepat di depan rumah banjar Jalan Piere Tendean, seberang Kantor Gubernuran.


Konon kapal perang Belanda tersebut merupakan saksi bisu awal masuknya Belanda menjajah Indonesia pertama kali.

Namun, dikarenakan terjadi pembangunan siring tendean yang dilakukan oleh Pemko Banjarmasin, maka kondisi kapal perang tersebut tidak lagi utuh.

Beberapa bagian kapal sudah banyak yang hilang, mulai dari kemudi, rantai hingga badan kapal.

Salah seorang warga sekitar, Rafi'i menceritakan, beberapa kali kapal perang itu sudah dilihat oleh para arkeolog dan berencana akan diangkat.

"Sampai saat ini juga tidak pernah datang lagi arkeolog itu. Pun juga dengan rencana pengangkatan kapal itu, juga tidak pernah dilakukan," paparnya, Jumat (12/11).

Sementara, Gazali (76), warga yang pertama kali menemukan bangkai kapal perang itu mengaku mengetahui keberadaan kapal tersebut sejak dirinya berumur empat tahun.

Saat itu, ia yang duduk di kelas 4 Sekolah Rakyat (SR) tanpa sengaja menemukan bangkai kapal saat sedang bermain disekitar tempat itu.

Pria kelahiran tahun 1935 itu menceritakan awalnya kapal tersebut merupakan kapal polisi air Belanda tahun 1826. Saat sedang tidak digunakan, kapal tersebut sering digunakan sebagai tempat berjemur oleh tentara dan polisi belanda.

Gazali yang beralamat di Jalan Sungai Mesa Gang II No 6 RT 15 RW 6 itu sangat menyayangkan pembangunan siring yang telah mengancurkan beberapa badan kapal yang menyimpan banyak sejarah itu.

"Sayang jika kapal itu hancur, masalahnya ia bagian dari sejarah juga. Dugaan saya kapal tersebut rusak karena pemasangan pemancangan yang dilakukan dalam membangun siring," ujar mantan anggota brimob pada jaman kemerdekaan itu.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarmasin, Ir Fajar Desira membenarkan jika ada kapal perang Belanda yang berada di bawah sungai yang rencananya akan dibangun siring itu.

"Ya memang ada kapal perang Belanda di dasar sungai itu. Kami mengatahuinya sejak lama," ujarnya saat dihubungi Bpost.

Menurutnya, adanya bangkai kapal tersebut sudah diketahuinya sebelum dimulainya pembangunan siring tendean ini.

Rencananya, lanjutnya, pihaknya akan melakukan pemberdayaan terhadap bangkai kapal itu dan nantinya akan juga dipelihara dan dirawat.

"Akan kami angkat dan akan dipelihara karena kapal itu banyak menyimpan sejarah atau bisa juga akan kita museumkan," terangnya.

Disinggung mengenai adanya anggapan kapal perang Belanda yang konon mempunyai panjang 25 meter itu kondisinya rusak akibat pembangunan siring, Fajar dengan cepat menepisnya.

"Sebelum adanya pembangunan siring, beberapa bagian kapal juga sudah banyak yang hilang," kilahnya.

Dari penelusuran Bpost, seringkali warga sekitar daerah itu mendapati uang logam yang bertuliskan VOC dan dikeluarkan pada tahun 1760.

"Saat anak-anak sedang berenang di dekat kapal itu, seringkali mereka mendapatkan uang logam yang seperti ini," ujar warga sekitar, Marwan sambil menunjukkan mata uang yang diperolehnya dari kapal itu,

Senada Gazali. Ia juga mengaku sering mendapatkan uang logam bertuliskan VOC dan tahun pembuatan uang itu.

"Saya punya empat buah, itu masih saya simpan di lemari," ujar kakek lima cucu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar