Jumat, 19 November 2010

Budaya Maritim Perlu Ditanamkan Sejak Dini

KUPANG, POS KUPANG.Com -- Budaya maritim perlu ditanamkan kepada masyarakat Indonesia, terutama generasi muda sejak dini agar melihat kembali potensi dan kekuatan bangsa ini yang berasal dari laut dan bukan dari darat saja. Untuk itu, restorasi budaya maritim harus berdasarkan pada vitalitas budaya Indonesia dengan semangat keterbukaan, kemandirian dan keberanian dalam menghadapi tantangan zaman. 

Hal ini disampaikan Ketua Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Nasional, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasional Demokrat (Nasdem), Drs. Enggartiasto Lukita, dalam Simposium Nasional tentang Restorasi Budaya Maritim yang diselenggarakan di Universitas Nusa Cendana (Undana)-Kupang, Selasa (16/11/2010).

Hadir pada kesempatan ini, Laksamana (Purn) Slamet Soebiyanto (sebagai pengantar diskusi), Rektor Undana, Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App, Sc, Ph.D, para ketua bidang Nasdem, antara lain, Meutia Hafit, dosen Universitas Hasanudin yang juga Dewan Pakar Nasdem Sulawesi Selatan, Alwi Rachman, Melki Lakalena, Rio Patrisikopele, Pembantu Rektor I Undana, Dr. David BW Pandie, para dosen Undana dan anggota Nasdem NTT.

Lukita mengatakan, Nusantara ini memiliki luas lautan yang lebih besar dari pada daratan. Namun, sampai saat ini pemerintah dan bangsa ini hanya mendengungkan negara agraris, padahal potensi lautannya lebih besar.

"Anak-anak di sekolah kalau disuruh gambar, mereka pasti akan menggambar rumah dengan gunung dan pepohonan dan jarang yang menggambar laut dengan potensi yang ada di dalamnya," katanya.

Saat ini, kata Lukito, kekayaan di laut Indonesia sudah habis dijarah tanpa adanya pengawasan yang dilakukan oleh negara. Kehadiran organisasi masyarakat (ormas) Nasdem untuk mengisi kekosongan di ruang yang tidak tersentuh oleh pemerintah maupun organisasi politik. Namun demikian, katanya, Nasdem bukan organisasi politik dan tidak ada niat dari para pendirinya untuk menjadi organisasi politik. Karena, yang ada di Nasdem terdiri dari lintas agama, partai, para guru besar, tokoh masyarakat dan sebagainya.

Menurutnya, jika ingin membuat restorasi budaya maritim perlu dimulai dari akarnya dulu, yakni budaya itu sendiri.

Slamet Subiyanto, mengatakan, laut membawa berkah bagi masyarakat jika dikelola dengan sebaik-baiknya. Indonesia perlu belajar dari negara-negara yang mengandalkan kemajuan dari potensi kelautan, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Jepang, Korea Selatan dan Singapura.

Soebiyanto mengatakan, wawasan maritim yang sudah lama mengalami tidur panjang perlu dibangkitkan kembali . Para pendiri negara sudah menyiapkan segala sesuatu apabila ditindaklanjuti dengan baik akan membawa kejayaan di negara ini.
Pertanyaanya, mengapa sudah 65 tahun merdeka tetapi kehidupan di Indonesia masih sulit? Indonesia memiliki posisi strategis sehingga semua keputusan dan kebijakan yang diambil oleh para penyelenggara negara harus kembali mengacu pada cita-cita nasional.

Menurutnya, dalam membangun budaya maritim diperlukan perencanaan karena budaya maritim yang dibangun harus mengalir dari tujuan nasional dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan nasional. Untuk itu, perlu didukung oleh semua pihak untuk mewujudkan kejayaan maritim. (nia)

Dimulai dari NTT

RESTORASI atau mengembalikan budaya kemaritiman harus dimulai dari Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena, NTT sebagai propinsi yang terdiri dari pulau-pulau (560-an pulau) memiliki potensi kelautan yang sangat besar.
Rektor Undana, Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App, Sc, Ph.D, mengatakan, restorasi atau mengembalikan memang bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Pemahaman akan restorasi budaya maritim bukan hanya karena romantisme masa lalu karena Gajah Madah ketika membangun Nusantara dan berhasil mengelilinginya, termasuk di Sumba dan Sabu, tetapi perlu kerja keras dari semua elemen untuk mencapai tujuan tersebut.

NTT, kata Umbu Datta, memiliki potensi kelautan yang sangat besar dan menjadikan daerah ini strategis secara nasional, terutama di Indonesia Timur. Restorasi harus memiliki gaung dengan mengembalikan spirit sebagai bangsa yang besar dan bukan karena sumber daya manusia.

Ia berterima kasih kepada Nasdem yang memilih Undana sebagai tempat untuk melakukan simposium dan diharapkan dengan simposium tentang restorasi budaya maritim bisa mengangkat NTT di mata nasional. NTT, katanya, tidak terus disebut terbelakang dan miskin tetapi juga ada potensi yang luar biasa yang perlu dikelola secara baik.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar