REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Korea Utara, Selasa mengatakan pihaknya siap memberikan contoh torpedo untuk mendukung penolakannya bertanggung jawab atas tenggelamnya sebuah kapal perang Korea Selatan yang menelan korban jiwa itu. Korea Utara (Korut) mengatakan pecahan-pecahan campuran aluminium yang diselamatkan oleh Korea Selatan (Korsel) dari lokasi tenggelamnya kapal perang itu Maret lalu "membuktikan, bahwa torpedo itu tidak berasal dari Korut".
Torpedo-torpedo Korut "dibuat dari bahan campuran baja" bukan dari campuran aluminium yang digunakan negara-negara lain,kata badan penting pemerintah negara itu, Komisi Pertahanan Nasional. "(Korut) masih ingin menyerahkan secara langsung contoh campuran baja Juche (berdikari) bahan untuk torpedo" kepada Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel), katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi KCNA (Korean Central News Agency).
Kapal perang Cheonan berbobot mati 1.200ton itu terbelah dua 26 Maret dekat perbatasan laut yang disengketakan di pantai barat, dalam salah satu dari insiden-insiden paling banyak menelan korban jiwa di semenanjung yang terbagi dua itu dalam puluhan tahun. Insiden itu membuat hubungan lintas perbatasan tegang mencapai titik terendahnya dalam tahun-tahun belakangan ini menimbuljan ketegangan di kawasan itu.
Korut dalam sebuah pernyataan ribuan kata, menolak tuduhan itu sebagai sandiwara konspirator paling mengerikan dalam sejarah" penemuan-penemuan penyelidikan multinasional yang dipimpin Seoul itu.
Penyelidikan Mei menyimpulkan bahwa sebuah torpedo kapal selam Korut menenggelamkan korvet yang menewaskan 46 awaknya.
Para penyelidik yang mengutip banyak bukti, termasuk bagian dari motor torpedo dan baling-baling mengatakan barang-barang itu katanya diambil dari dasar laut. Mereka mengatakan ini sama dengan tipe yang Korut sebelumnya tawarkan untuk diekspor. Korsel mengumumkan aksi pembalasan termasuk penghentian perdagangan sebagian dan dan melakukan pelatihan-pelatihan angkatan laut sementara memperingatkan Korut, beberapa diantaranya bersama dengan Amerika Serikat.
Pada September Korsel menegaskan penemuan-penemuan itu dalam satu laporan akhir. Rusia mengirim para pakarnya sendiri ke Seoul untuk satu penyelidikan independen tetapi tidak mengumumka hasilnya ke publik.
Korut menuntut hak untuk mengirim satu tim tingkat tinggi ke Korsel untuk menyelidiki bukti itu, termasuk bagian torpedo. Korsel menolak tuntutan itu dan mengataan Komando PBB harus menangani kasus itu sebagai bagian dari pelanggaran serius gencatan senjata yang mengakhiri perang Korea 1950-1953.
Korut, seperti yang dilakukannya sebelumnya , mempersoalkan penemuan ilmiah dari penyelidikan multinasional itu.
Pyongyang juga meragukan penemuan motor dan balig-baling torpedo itu. Beberapa pihak Korsel juga meragukan pernyataan bahwa sebuah torpedo Korut menenggelamkan kapal itu. Kementerian pertahanan , yang menyiarkan laporan akhir, mengatakan pihaknya bertindak untuk menghilangkan "kecurigaan yang tidak beralasan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar