JAKARTA--MICOM: Menghadapi persoalan nelayan Indonesia berdemonstrasi di pusat hukuman di Australia, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan secepatnya kedua negara akan melakukan pertemuan tingkat teknis untuk memulangkan mereka ke Tanah Air. Namun Marty belum bisa menyebutkan kapan pertemuan tersebut akan dilaksanakan.
"Karena kita ingin membedakan antara nelayan Indonesia yang tidak tahu menahu dan tidak sengaja terlibat dengan aksi tindakan people smuggling dengan hardcorenya, pihak yang menjadi sponsor, sindikat dan mafia," tutur Marty di Jakarta, Selasa (2/11).
KJRI Darwin, seperti dilansir BBC, mencatat ada 151 WNI yang terpaksa menghuni pusat hukuman di Australia atas tuduhan penyelundupan manusia menggunakan kapal laut. Akhir Agustus lalu, lebih dari 100 WNI tersebut berdemo menuntut agar kasus mereka tidak lagi ditunda oleh otoritas setempat. Kebanyakan dari mereka merupakan nelayan yang ditipu pencari suaka untuk mengantarkan mereka ke Australia.
Masih soal pencari suaka, Marty menegaskan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan Australia sebaiknya mengajukan rencana pembangunan pusat pemrosesan regional di Timor Leste lewat Bali Process. Dari forum tingkat menteri yang akan diadakan awal tahun depan itulah, Indonesia akan mencatat dan menganalisis permintaan tersebut.
"Memang kalau Anda perhatikan, sikapnya (Australia) kan ada evolusinya. Semula mereka hanya menggunakan istilah regional processing center di Timor Leste. Kemudian ketika Stephen Smith datang ke Jakarta, saya bilang ini hanya kita pandang sebagai satu komponen dari regional framework.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar