Jumat, 26 November 2010

ADMM 2011: Tujuh Kota Besar Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Para Pemimpin Pertahanan ASEAN

Jakarta, DMC – Penyelenggaraan Asean Defence Ministry Meeting (ADMM) tahun depan di Indonesia akan digelar di tujuh kota di Indonesia dengan 13 agenda pertemuan, demikian pemaparan Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, kepada para Duta Besar (Dubes) dan Atase Pertahanan (Athan) RI negara anggota ASEAN serta dari negara anggota ADMM Plus, di Gedung Bhineka Tunggal Ika Kantor Kemhan RI, Jakarta, Kamis (25/11). Tujuh kota tersebut adalah Bandung, Denpasar, Jakarta, Jogyakarta, Makassar, Menado dan Surabaya.

ADMM sendiri merupakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN bidang pertahanan, di mana dalam pertemuan tersebut lebih bersifat konsultasi bidang pertahanan dan mekanisme kerja sama (security consultative and cooperative mechanism), serta melaporkan hasilnya ke Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN. Saat ini hingga akhir 2010 Vietnam masih sebagai ketua ADMM, dan pada awal Januari 2011, Indonesia akan menggantikan peran tersebut.

Lebih lanjut Menhan menyampaikan bahwa mencermati dinamika perkembangan regional, selama lebih dari 40 tahun, di kawasan Asia Tenggara hampir tidak pernah terjadi konflik terbuka. Suasana kondusif tersebut tentunya mendorong penciptaan iklim usaha yang baik dan pesatnya pembangunan kawasan. Sebagai salah satu pelopor berdirinya ASEAN, Indonesia memiliki kepentingan yang besar untuk memperkuat posisi dan peran sentral ASEAN di kawasan Asia Pasifik.

Di sisi lain perkembangan keamanan global dan regional menimbulkan peluang yang dapat dimanfaatkan demi kemajuan ASEAN, namun juga tantangan yang semakin kompleks, yang berimbas pada ancaman yang memiliki multi dimensi. Oleh karenanya ASEAN diharapkan secara cepat dan tepat beradaptasi dalam rangka mewujudkan Asean Regional Forum Security Policy Conference (ASPC 2015) sebagai capaian Piagam ASEAN, tambah Menhan.

Dari pertemuan ini, yang dihadiri hampir seluruh undangan dari negara ASEAN dan delapan negara tambahan yaitu Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, China, Jepang, India, New Zealand, dan Australia, Kementerian Pertahanan sebagai penyelenggara tahun depan akan mempersiapkan bahan terkait isu –isu keamanan regional.

Pada kesempatan tersebut Menhan didampingi oleh Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekjen Kemhan, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, S. Ip., M.A.. Turut hadir pula dalam pertemuan tersebut Dirjen Asean Kemlu Jauhari Oratmangun, Wakil Tetap RI pertama pada ASEAN, I. G. Ngurah Swajaya di samping pejabat teras di lingkungan Kemhan.

Konflik Korut Korsel

Terkait dengan terjadinya konflik Korea Utara dan Korea Selatan saat ini, Menhan ketika ditanya wartawan menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut. Para pihak sebaiknya dapat duduk bersama dan lebih menggunakan smart power, dengan mengedepankan jalur diplomasi, dalam menyelesaikan konflik yang ada. Mengingat hal tersebut tidak saja mempengaruhi kondisi ekonomi dan politik di negara yang berkonflik, namun akan berimbas pada negara kawasan maupun secara global.

Indonesia mendorong dilakukan pertemuan six party yang melibatkan China, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat serta kedua negara Korea yang sedang bertikai tersebut.

Lebih lanjut Menhan juga menambahkan, bahwa kondisi konflik yang ada tidak akan mempengaruhi hubungan Indonesia dengan kedua negara, mengingat Indonesia menganut politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal tersebut juga tidak akan mempengaruhi pemesanan alut sista produksi dalam negeri ke negara gingseng tersebut.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar