Selasa, 19 April 2011

Kopassus-Marinir Siaga di Teluk Aden

JAKARTA– Opsi militer dalam upaya pembebasan awak kapal MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia telah dijalankan pemerintah.

Sebanyak 401 anggota pasukan khusus kini telah bersiaga di perairan Teluk Aden. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto menyatakan opsi militer menjadi pilihan pemerintah selain opsi negosiasi.Namun opsi ini sejak awal sengaja dirahasiakan dengan alasan menyangkut keselamatan para sandera.“Banyak pendapat pemerintah tak ambil tindakan, pemerintah lemah.
Padahal dari awal,opsi militer paling keras pun sudah menjadi pilihan,” Djoko di Jakarta kemarin. Mantan Panglima TNI ini menjelaskan, pemerintah mengirimkan dua kapal fregat dan 401 tentara gabungan Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat. Pasukan elite ini semula direncanakan menghadang MV Sinar Kudus di lautan. Namun, karena pengiriman pasukan memakan waktu berhari-hari, skenario tersebut tak dapat dijalankan.

Sinar Kudus yang dikuasai perompak telah lebih dulu lego jangkar. Situasi itu akhirnya membuat pemerintah mengedepankan opsi negosiasi demi keselamatan 20 WNI di kapal milik PT Samudera Indonesia itu.Pemerintah pun menempatkan kedua kapal fregat itu di dekat Somalia. “Sekarang kapal kita bersiagadisana,”ungkapDjoko. Dua kapal ini juga melakukan koordinasi dengan satgas internasional di Teluk Aden, juga melakukan pengamanan jika ada kapal niaga dari Indonesia yang melintas di perairan tersebut.

“Mereka juga tetap mengelola (mengawasi) Sinar Kudus, termasuk pengawalan ketika kapal dilepaskan perompak,”imbuh Djoko. Dia melanjutkan, selain pasukan khusus, Badan Intelijen Negara (BIN) juga telah mengirim pasukannya ke Nairobi, Kenya, sebagai lokasi terdekat dengan tempat kapal ditawan. Mereka bertugas untuk menghubungi pihak-pihak yang terdekat dengan lokasi untuk mencari informasi. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjelaskan, pasukan Kopassus dan Marinir dikerahkan pada 23 Maret.

Sebelum berangkat, dilakukan persiapan selama dua hari,yakni 19–20 Maret. Sebanyak dua unit kapal dengan satu helikopter diberangkatkan dari Jakarta menuju Kolombo,Sri Lanka,untuk keperluan mengisi bahan bakar sekaligus menyiapkan pasukan khusus.Pasukan khusus tersebut tiba di Kolombo pada 29 Maret dan diberangkatkan ke lokasi sasaran pada hari berikutnya.“

Sampai di posisi tanggal 5 April. Di sana kita upayakan untuk mencari informasi. Kapal Sinar Kudus berada di dekat daratan di antara delapan kapal yang dibajak,”sebut jenderal bintang empat kelahiran Blitar,Jawa Timur ini. Pemaparan opsi militer ke publik mengundang pertanyaan. Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya menjelaskan bahwa tidak serta-merta semua rencana pembebasan awak kapal Sinar Kudus dipublikasikan secara luas.

Menanggapi hal ini, mantan Kepala Staf TNI AL ini meyakinkan bahwa dibukanya informasi yang semula dirahasiakan tidak mengancam keselamatan para sandera. Pemerintah sebelumnya telah menyatakan siap bernegosiasi dan menyerahkan uang tebusan untuk pembebasan para sandera. Djoko menyatakan bahwa fokus pemerintah saat ini melakukan komunikasi dengan perompak, siapa contact person-nya, dan bagaimana mengirimkan uang tebusan.

“Ada BIN dan kepolisian di situ, ini yang kita koordinasikan,”tuturnya. Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman setuju bila opsi bayar tebusan diambil untuk membebaskan ABK Sinar Kudus. Namun dia tidak sepakat jika pemerintah yang bayar. “Karena ini masalahnya perusahaan pelayaran. Jadi uang itu uang dari perusahaan tersebut,” kata Hayono di Gedung DPR kemarin.

Pengamat hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai perlunya membentuk pusat krisis (crisis center) penanganan pembebasan anak buah kapal yang disandera perompak Somalia.“ Dimensi pembebasan tidak hanya menyangkut langkah pemerintah, tapi penanganan keingintahuan publik atas penanganan yang dilakukan pemerintah,” kata Hikmahanto kemarin.

Kapal Sinar Kudus dibajak kawanan perompak Somalia di perairan Laut Arab saat pelayaran dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara,menuju Rotterdam, Belanda, 16 Maret 2011. Selain Kapal Sinar Kudus yang berbendera Indonesia, saat ini masihada 26 kapal lain dari 16 negara yang disandera para perompak Somalia.Jumlah anak buah kapal yang disandera 583 orang, termasuk 20 WNI.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar