Dari 92 pulau terluar yang dimiliki Indonesia, kata Soeparno, 12 pulau di antaranya merupakan titik vital pengamanan, lantaran bersinggungan dengan wilayah negara lain. Pulau-pulau itu yakni Rondo, Berhala, Nipah, Dana Rote, Fani, Fanildo, Sekatung, Miangas, Marore, Marampit, Batek, dan Bras. "Itu pulau-pulau yang rawan. Merupakan titik-titik yang menghubungkan batas negara," kata dia.
Soeparno mengatakan, peningkatan pengamanan yang dilakukan TNI AL antara lain dengan menambah personel, serta penambahan dan penyempurnaan saranan dan prasarana yang ada di 12 pulau terluar.
Untuk penambahan kapal laut, lanjutnya, tidak khusus dilakukan untuk mengamankan pulau-pulau terluar. Kapal laut tetap untuk pengamanan secara umum, namun bisa sekaligus dimanfaatkan untuk patroli di daerah pulau terluar. "Di pulau (terluar) itu harus kita tempatkan marinir," ujarnya.
Ia mencontohkan Pulau Nipah, yang sekarang sudah banyak dihuni personel marinir. Nanti penempatan personel marinir akan mengarah ke Pulau Batek, yang berbatasan dengan Timor Leste. "Kemudian nanti nambah lagi ke Pulau Bras, Faneldo, sama Fani," kata dia.
Untuk Pulau Miangas dan Pulau Rote tidak terlalu perlu ditambah personel marinir, karena sudah berpenduduk. Namun, Soeparno memastikan, secara pelan tapi pasti, TNI AL akan terus memperkuat personel yang di pulau-pulau terluar.
Karenanya, lanjutnya, untuk mendukung kinerja personel TNI AL di perbatasan dan pulau terluar, TNI menyiapkan segala fasilitas di pulau itu. Mulai dari listrik, air, dan dukungan sarana dan prasarana lainnya. Penyiapan-penyiapan itu dipastikan menambah biaya. "Sudah disampaikan ke atasan, dan atasan sangat memperhatikan," ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar