Selasa, 30 November 2010

Warga Perbatasan Masih Bergantung pada Malaysia

Warga Perbatasan Masih Bergantung pada Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, ENTIKONG--Tak sedikit warga di perbatasan yang menggantungkan hidupnya dengan mencari pekerjaan dari negara Malaysia. Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dikhawatirkan jiwa nasionalime mereka memudar, karena sering bersinggungan langsung dengan negara tetangga dari pada dengan pemerintah Indonesia, kata tokoh masyarakat perbatasan, Yordanus Pinjamin, di Entikong Senin.

"Penting sekali pembinaan terhadap rakyat yang ada di wilayah perbatasan itu, hal ini dilakukan agar mereka selalu merasa di perhatikan dan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Pinjamin.

Seringnya mereka berhubungan dengan negara tetangga, katanya, membuat rakyat di sana jauh lebih mengenal negara tetangga dari pada negaranya sendiri. "Apalagi, jarak dan waktu tempuh yang dekat, ditambah lagi banyak masyarakat perbatasan yang mempunyai famili di negara tetanggga tersebut," jelasnya.

Ditegaskan Pinjamin, penting sekali program dan kebijakan pemerintah dapat di rasakan langsung oleh masyarakat kawasan perbatasan hingga mereka di biasakan lebih mengenal negara sendiri. "Harus ada pembinaan dan perhatian khusus pada masyarakat tersebut, dan itu merupakan tanggung jawab kita bersama dengan pemerintah. Dan pembinaan itu, tentu memerlukan waktu yang lebih banyak mengingat kawasan perbatasan kita sangat luas, " katanya.

Ia mengatakan, pemekaran Sekayam Raya menjadi kabupaten bisa menjadi salah satu solusi. Dengan demikian, pembinaan kawasan perbatasan dapat lebih optimal dalam upaya menjaga keutuhan NKRI, tambahnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar