Thailand-Kamboja Memanas, Militer Thailand Siaga Penuh

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Panglima Tinggi Thailand, Songkitti Jaggabatara, memerintahkan militer Thailand untuk memantau ketat keadaan pertikaian di perbatasan antara tentara Thailand dan Kamboja pada Jumat.

Jenderal Songkiti mengatakan bahwa dia telah menentukan sejumlah markas Angkatan Darat (AD) Kedua di markas AD Suranaree bertanggungjawab atas wilayah timurlaut dan seluruh unit diperintah untuk melakukan rencana tahap satu guna melindungi negara dan bersiap jika keadaan menegang.
Setidaknya satu tentara Thailand dilaporkan tewas akibat pertempuran dan sembilan lainnya mengalami cedera.
Songkiti menjelaskan keadaan pertikaian perbatasan di candi Ta Kwai di Surin. Militer Thailand melaporkan bahwa bentrokan dimulai pada Jumat pukul 06.25 waktu setempat ketika tentara Thailand yang sedang patroli ditembaki oleh tentara Kamboja di sisi barat candi Ta Kwai.

Kemudian kedua pihak melakukan baku tembak yang disusul dengan tembakan artileri pada 07.45 dan akhirnya pertempuran berakhir pada sekitar pukul 08.05 setelah peluru artileri jatuh di kabupaten Kap Choeng, Surin, wilayah Thailand.

Selain itu bentrokan sengit yang menggunakan senjata mesin juga dilaporkan terjadi di sekitar candi Ta Muan Thom.
Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva memerintahkan upaya pengungsian bagi penduduk di dekat tempat pertikaian demi keamanan mereka.

Direktur Jenderal Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri Thailand, Thani Thongpakdi mengatakan bahwa menurut pihak militer, tentara Kamboja dan Thailand diposkan pada jarak sekitar 100 meter dari satu dengan yang lainnya, namun tentara Khmer diduga melanggar masuk dan ketika tentara Thailand memperingati mereka, pihak Kamboja memberikan tembakan kepada prajurit Thailand. Juru bicara pemerintah Thailand, Panitan Wattanayagorn mengatakan masalah tersebut tidak dimulai dari pihak Thailand karena tentara negeri Gajah Putih itu tidak bergerak masuk ke wilayah Kamboja yang tetap berada di markas mereka.

 

Republika