Rabu, 24 November 2010

Korea Selatan ancam Korea Utara

Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, memerintahkan kepada militer untuk menembakkan rudal ke Korea Utara bila negara itu melakukan "provokasi lebih lanjut".

Presiden menyampaikan hal itu menanggapi tembakan peluru artileri Korea Utara ke Pulau Yeonpyeong dekat perbatasan laut yang diperebutkan kedua negara.
Korea Utara dan Korea Selatan saling menyalahkan atas salah satu aksi tembak menembak paling serius sejak perang Korea berakhir sekitar 50 tahun lalu.

"Musuh Korea Selatan, meski telah diperingatkan berkali-kali, melakukan provokasi militer secara serampangan dengan menembakkan peluru artileri ke wilayah perairan dekat Pulau Yeonpyeong mulai pukul 1300 waktu setempat," lapor kantor berita KCNA mengutip pemimpin tertinggi Korea Utara.

Dalam aksi tembak menembak selama sekitar satu jam, puluhan peluru artileri Korea Utara mendarat di Pulau Yeonpyeong milik Korea Selatan. Peristiwa itu menewaskan dua tentara Korea Selatan dan melukai sekitar 50 tentara dan penduduk sipil.

Korea Utara menuduh Korea Selatan menembak lebih dulu. Korea Selatan mengatakan militernya melakukan latihan di dekat Pulau Yeonpyeong, tetapi tidak menembak ke arah Korea Utara.
 
Dikecam

Korea Selatan menyebut peristiwa ini merupakan pelanggaran gencatan senjata kedua negara.

Sebelumnya, Korea Selatan mengatakan militer Korea Utara menembakkan sekitar 200 peluru artileri ke salah satu pulau Korea Selatan di dekat wilayah perbatasan bagian barat yang diperebutkan dengan Korea Utara.

Para saksi mata di Pulau Yeonpyeong menuturkan mereka melihat asap membubung dari gedung-gedung yang rusak. Mereka mengatakan sebagian peluru artileri mengenai pangkalan militer Korea Selatan di Pulau Yeonpyeon.

Militer Korea Selatan membalas dengan 80 tembakan artileri. Skala kerusakan atau korban di Korea Utara tidak diketahui.

Korea Selatan juga mengerahkan sejumlah pesawat tempur ke pulau tersebut.

Roland Buerk, wartawan BBC di ibukota Korea Selatan, Seoul, melaporkan bahwa tembak-menembak ini merupakan salah satu yang paling serius sejak perang Korea berakhir setengah abad lalu.

Rusia dan Amerika Serikat mengecam tindakan Korea Utara, meski Cina sebagai mitra utama Korea Utara menolak menyalahkan sekutunya.

Cina mengatakan kedua pihak harus lebih banyak berbuat guna menciptakan perdamaian. Kementerian Luar Negeri Cina menegaskan perundingan enam negara mutlak dilanjutkan.

Jepang menyebut tindakan Korea Utara tidak bisa dimaafkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar