Selasa, 02 November 2010

Empat Kapal Perang Bertolak ke Teluk Bayur

TELUK BAYUR –Empat kapal perang terus bergerak untuk menyuplai bantuan ke Mentawai, selain kapal TNI AL menyiagakan kapal terbang dan satu helikopter. Rencananya, empat kapal perang, pesawat, dan helikopter akan ditarik setelah tanggap darurat selesai. “Kami akan menarik semua kapal, pesawat, dan helicopter yang saat ini terus mengantar bantuan setelah tanggap darurat selesai. Selain kapal, pesawat dan heli, ratusan anggota kami juga telah berada di mentawai,” ujar Komandan Lantamal II Teluk Bayur Laksamana Pertama Aswad pada para wartawan kemarin (1/11). 

Ditambahkan Aswad, kapal itu berangkat setelah muatannya dirasa penuh. Untuk empat kapal perang itu, hanya sandar sampai barang dimuat semua, setelah itu mereka akan langsung berangkat. “Jadi tidak ada jadwal yang jelas kapan kapal itu akan berangkat. Kapal akan terus berangkat, selama barang bantuan yang dikirim ke Mentawai masih ada, saat ini barang bantuan sudah mulai sedikit, sehingga membuat kapal harus menunggu satu sampai dua hari,” jelas Aswad.

Empat kapal perang itu, telah membawa puluhan ton mie instant, biscuit, air miniral, pakaian, dan selimut. Sementara pesawat dan heli di fokuskan apabila cuaca buruk, mereka nantinya akan mengantar barang bantuan itu ke dusun yang rusak dari udara. Pantuan Padang Ekspres (grup JPNN) di pelabuhan Teluk Bayur kemarin (1/11) sudah terlihat lagi tumpukan barang. Barang terlihat langsung dimasukan, ke dalam kapal yang siap berangkat.

Mobil yang masuk mengantarkan barang itu, adalah mobil TNI AD, Polisi, dan beberapa mobil organisasi lain, yang berniat menyalurkan bantuan kepada masyarakat Mentawai. Di pelabuhan Teluk Bayur, terlihat dua kapal yang siap menerima bantuan yang akan dikirim ke pulau Mentawai.

Diakui Aswad, buruknya cuaca memang sedikit menghambat penyaluran barang bantuan. Buktinya ombak besar, memaksa KRI Imam Bonjol kembali ke pelabuhan Teluk Bayur. “Sebenarnya, kalau dipaksa kapal itu bisa terus berjalan. Namun kami tidak mau mengambil resiko, untuk itu kapal harus balik, dan akan berangkat setelah cuaca bagus, dan ombak tidak terlalu besar,” ungkap Aswad.

Ditegaskan Aswad, kalau memang bantuan untuk korban tsunami Mentawai menipis, mau tidak mau, walupun harus menghadang gelombang besar, kapal pembawa bantuan wajib sampi di Sikakap, yang selama menjadi posko utama. Kemarin malam (31/10), satu kapal perang yang membawa bantuan, berhasil melewati gelombang besar setinggi empat sampai lima meter, dan akan masuk hari ini di Kecamatan Sikakap (1/11).

Tidak hanya di pelabuhan Teluk Bayur terlihat aktifitas bongkar muat. Di pelabuhan Muaropun aktifitas bongkar muat masih terlihat. Di pelabuhan Muaro, barang bantuan akan dibawa dengan kapal kayu, ke Kecamatan Sikakap, dikawasan itu, juga tidak terlihat tumpukan barang.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar