Angkatan Laut AS Siapkan Senjata Super

WASHINGTON (Suara Karya): Angkatan Laut AS bersiap untuk melengkapi armada kapal-kapal mereka dengan persenjataan canggih dan mematikan. Perangkat perang itu nantinya mampu menembakkan peluru hingga ke target sejauh 185 kilometer.

Senjata itu dikenal sebagai railgun elektromagnetik. Senjata tersebut terdiri dari rel-rel paralel serta menggunakan medan magnet dan arus listrik untuk menghasilkan energi saat hendak menembak. Saat ini, meriam di kapal perang hanya memiliki jangkauan sekitar 24 kilometer.


Proyektil senjata itu nanti tidak menggunakan selongsong dan tidak punya bubuk mesiu. Hal itu membuat meriam tersebut secara teknis lebih aman ketimbang teknologi yang ada sekarang. Setelah ditembakkan pada kecepatan hipersonik, proyektil-proyektil itu akan mencapai ketinggian 150.000 meter sebelum turun ke targetnya dengan menggunakan pedoman GPS.

Angkatan Laut AS, Selasa (28/2) malam, mengatakan bahwa pengujian prototipe meriam itu dilakukan di sebuah pangkalan militer di Virginia bulan ini. Para peneliti Angkatan Laut AS mengatakan, kecepatan tinggi senjata itu dan jangkauannya akan memungkinkan kapal-kapal perang untuk mempertahankan diri terhadap rudal-rudal balistik dan jelajah.

Senjata itu juga bisa menyerang kapal musuh. Angkatan Laut AS memperkirakan sudah memiliki senjata super itu pada tahun 2017. Perlombaan senjata intenasional terus meningkat meski krisis melanda. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) beberapa waktu lalu, penjualan senjata di tahun 2010 meningkat sebesar 1 persen, angka terkecil dalam periode 10 tahun terakhir.

Sejak 2002, penjualan senjata skala internasional meningkat 60 persen, mencapai lebih dari 305 miliar euro di tahun 2010. Negara-negara Amerika dan Eropa barat mendominasi daftar top 100 penjual senjata di dunia, sementara perusahaan-perusahaan China belum masuk hitungan.

Sebaliknya negara-negara seperti Brazil, India dan Turki lebih berinvestasi dalam industri senjata mereka, terutama disebabkan oleh pencitraan yang kuat dan bergengsi di wilayah mereka sendiri. Namun negara-negara tersebut tidak cukup kuat untuk mengalahkan Amerika Serikat dan Eropa dalam pasar senjata.

Suara Karya