Senin, 06 Desember 2010

Militer AS Larang Prajurit Buka WikiLeaks

INILAH.COM, Jakarta - Militer Amerika Serikat mencegah para prajuritnya di Irak melihat dan membaca dokumen-dokumen yang dibeberkan di laman WikiLeaks. Bahkan yang melanggar akan dihukum.

Seperti dilansir dari jaringan militer Amerika Serikat, NIPRNet, yang menyatakan pada halaman muka melarang prajurit melihat, mengunduh atau mengirimkan dokumen-dokumen rahasia dari WikiLeaks.

"Sesuai dengan arahan DOD (Departemen Pertahanan) dan USF-I OPSEC (Operasi Keamanan Pasukan Amerika Serikat-Irak) 10-2, semua personil diimbau untuk menahan diri dari melihat dan membaca semua artikel yang berkaitan dengan WikiLeaks pada sistem mereka di NIPR DOD," demikian ditulis di laman tersebut.

Kendati melarang, namun militer AS tidak memblokir internet. Pasalnya prajurit tetap diperbolehkan melihat laman-laman berita lainnya.

Selama beberapa hari terakhir, WikiLeaks telah mulai menerbitkan dokumen pertama dari 250.000 saluran diplomatik Amerika Serikat dan memicu kontroversi di seluruh dunia. Diantaranya adalah puluhan ribu dokumen militer Amerika Serikat terkait konflik Afghanistan dan Irak.

Khusus Indonesia, dikatakan ada 3.059 dokumen dengan label Embassy Jakarta. Dalam laporan WikiLeaks dilaporkan diantaranya, tentang Pemilu 2004 CRS Report RS21874 Analyst in Southeast and South Asian Affairs 20 Mei 2005. SBY disebut the thinking general.

Juga tentang Wiranto jika jadi presiden, hubungan RI dan AS akan sangat rumit karena Kongres AS menaruh perhatian besar pada isu pelanggaran HAM di Timor Timur.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan acount FB anda untuk posting komentar